Ribuan Warga Kalteng Terbius Konser Denny Caknan Bertajuk Terbawa Suasana di Pangkalan Bun

Sigit Dzakwan Pamungkas
Ribuan warga Kalimantan Tengah (Kalteng) dari sejumlah kabupaten memenuhi lapangan bola lanud Iskandar Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalteng untuk menonton konser Denny Caknan, Rabu 12 Juli 2023 malam./FOTO: tangkapan layar

KOTAWARINGIN BARAT, iNewsKobar.id - Ribuan warga ambyar Kalimantan Tengah (Kalteng) dari sejumlah kabupaten memenuhi lapangan bola lanud Iskandar Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalteng untuk menonton konser Denny Caknan, Rabu 12 Juli 2023 malam.

Konser Denny Caknan kali ini bertajuk “Terbawa Suasana Vol 2”. Ribuan penonton sampai terbawa suasana dan ikut bernyanyi saat konser berlangsung. Penyanyi yang terus meroket lewat karya karyanya sejak 2019 membawakan lagu di antaranya berjudul Sampek Tuwek, Ojo Dibandingke dan banyak lagu lainnya yang berbahasa jawa. “Pangkalan Bun luar biasa,” ujar DC sapaan akrabnya usai menyanyikan lagu Sampe Tuwek sambil merekam video selfi menggunakan handphone nya. 

Para penonton tak hanya dari Pangkalan Bun, pecinta ambyar dari Kabupaten Sukamara, Lamandau, Seruyan, Kotim dan sejumlah kabupaten lainnya di Kalteng juga antusias melihat konser DC.

Jadwal padat tour konser suami Bella Bonita yang menikah pada 7 Juli 2023 tak membuatnyabmerasa lelah. Sebab dengan bertemu para fansnya dijadikan sebagai obat lelahnya. "Demi para fans."

Untuk diketahui, Deni Setiawan atau yang lebih dikenal sebagai Denny Caknan lahir di Ngawi, Jawa Timur, pada 10 Desember 1993. Ia terlahir di keluarga yang sederhana, dengan ayah yang berprofesi sebagai kuli proyek. Menurut Denny, ayahnya yang bernama Kasnan biasa bekerja di proyek pembangunan jembatan di berbagai kota.

Dalam salah satu siaran live-nya, Denny sempat mengungkapkan bahwa ayahnya hanyalah lulusan SD yang kurang lancar baca-tulis. Keterbatasan itu membuat ayah Denny tak pernah naik jabatan menjadi mandor meski telah berpuluh-puluh tahun terlibat dalam proyek pembangunan jembatan.

"Andaikan pak-ku iso moco, iso nulis, yo wong e dadi mandor. Nah keterbatasan e adalah gak iso moco, gak iso nulis, zaman ndisik. Yo gak dadi-dadi mandor, sampe anu yo kuli wae (Andaikan bapakku bisa membaca, bisa menulis, ya dia jadi mandor. Nah, keterbatasannya adalah tidak bisa membaca, tidak menulis, jaman dulu. Ya enggak jadi-jadi mandor, sampai anu ya kuli saja)," beber Denny.

Karena pekerjaan tersebut, Denny jarang bertemu dengan ayahnya semasa kecilnya. Menurut Denny, ia dulu hanya bertemu setahun dua kali dengan sang ayah yang sibuk bekerja di berbagai proyek pembangunan jembatan luar kota.

Sementara itu, ibu Denny diketahui sempat berjualan sayur keliling untuk membantu menghidupi keluarganya. Setiap harinya, ibu Denny akan berangkat ke pasar jam 3 dini hari untuk membeli sayur di pasar, kemudian ia berkeliling kampung dengan sepeda untuk menjajakan sayuran tersebut.

"Aku kan ning omah jik cilik ngono kae to, angger mulih nek rombong, ngerti to rombong? Nek rombong e kosong, berarti seneng dagangan e payu. Wajah e rodok sumringah lah. Tapi nek rombong e kuwi jek kebak, kebak teng crentel kangkung, kubis, terus tomat, dan lain-lain, tempe. Kebek pokok e, mulih jam 10. Wih, neng ati mak teng, mbok ku ra payu (Aku kan di rumah masih kecil, setiap (ibu) pulang kalau rombongnya sudah kosong, berarti senang dagangannya laku. Wajahnya agak semringah lah. Tapi kalau rombongnya itu masih penuh, penuh bergantungan kangkung, kubis, terus tomat, dan lain-lain, tempe. Pokoknya penuh, pulang jam 10. Wih, di hati rasanya, (dagangan) ibuku enggak laku)," ungkap Denny sambil tertawa.

Selain berjualan sayur keliling, ibu Denny rupanya juga pernah berjualan pentol buatannya sendiri di depan rumah. Sayangnya, ada orang yang pernah merendahkan ibu Denny karena dagangan pentol tersebut. Momen tersebut dinilai Denny menjadi salah satu titik terendahnya.

"Ketika ibu jualan, ada suatu gerombolan orang, dia itu cuma beli saosnya doang. Jadi enggak sekalian pentolnya, gitu. Dia bikin sendiri pentolnya di rumah. Beli saosnya 2 ribu perak. Kenapa kok 2 ribu? Kenapa enggak beli semua sama pentolnya juga? Ibu nangis kita lihat kan. Ibu cerita, kita ke kamar, ikut nangis juga," beber Denny di program "Call Me Mel" yang tayang Agustus 2022.

Untuk membiayai sekolah Denny, sang ibu disebut pernah utang ke tetangga. Ketika Denny menyatakan keinginannya untuk berkuliah, sang ibu pun sempat bertanya dari mana duit yang akan digunakan untuk membiayainya. Hingga akhirnya tercapai kesepakatan bahwa uang kuliah tersebut akan ditanggung bersama oleh sang ibu, kakaknya, dan Denny sendiri.

 

"'Engko ibu e sak mene, mbak Iin sak mene, aku sak mene' (Nanti ibu segini, mbak Iin segini, aku segini). Tapi yang harus saya bayarkan itu selalu tidak ada. Makanya utang kemarin di kuliah itu sampai berapa puluh juta itu," ujar Denny sambil menangis di program "Ngobrol Bareng Gus Miftah" pada 2021.

 

 

 

Editor : Sigit Pamungkas

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network