KOTAWARINGIN TIMUR, iNewsKobar.id - Perempuan pemeran video asusila berdurasi 1 menit 39 detik yang viral di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) membuat klarifikasi melalui siaran langsung akun tiktok pribadinya.
Meski tak dapat disaksikan ulang di akun tiktoknya, namun seorang warga berhasil mengabadikan siaran langsung tersebut melalui fitur tangkapan layar video.
Dalam klarifikasinya, pemeran video tersebut meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi. la mengaku bukan murid SMK 1.
"Saya minta maaf karena sudah mencemarkan nama baik sekolah karena di video itu saya memasukkan nama sekolah SMK 1. Padahal saya tidak sekolah di situ dan itu murni tidak kesengajaan bukan arena sengaja," kata pemeran video saat klarifikasi di live tiktok.
la menjelaskan, video tersebut sudah berbulan-bulan lalu. Dirinya pun tak menyangka bahwa video akan viral kembali.
"Video itu sudah lama sudah berbulan- bulan yang lalu tetapi diunggah lagi di sosmed. Saya meminta maaf atas video saya nama sekolah kalian meniadi buruk dan saya bukan anak murid SMK 1,” tambahnya.
Ia mengaku atribut sekolah dalam video tersebut bukan miliknya, melainkan milik sepupunya.
"Saya benar-benar meminta maaf dan baju yang ada di belakang itu punya sepupu saya bukan punya saya. Dan saya tidak melihat kalau di belakang itu adalah celana sekolah. Itu ketidaksengajaan, ujarnya.
Video tersebut diakhiri dengan permohonan maaf karena telah merugikan pihak sekolah.
"Dan pernah sempat booming tetapi sudah berbulan-bulan yang lalu. Pas sudah lama kejadian ternyata dihebohkan lagi. Saya meminta maaf sebesar-besarnya karena sudah merugikan pihak sekolah. Makasih," katanya.
Sebelumnya, warga Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), dihebohkan dengan video tapa busana yang diduga diperankan ole pelajar yang bersekolah di salah satu Sekolah Menengah Kejuaran (SMK) di Sampit.
Atas kejadian tersebut, Kepala SMK N 1 Sampit, Suwandi, memastikan pemeran video asusila yang viral beberapa waktu lalu bukan muridnya.
"MenindakLanjuti ramainya berita/vidio viral di media sosial yang diduga melibatkan pelajar SMK di Kotim. Maka, secara resmi dan dapat dipastikan bahwa pelaku bukan pelajar SMKN 1 Sampit," katanya.
Editor : Sigit Pamungkas