get app
inews
Aa Read Next : Berikut Tata Cara Bacaan Niat Salat Idul Adha

Kisah Presiden Soekarno Nyaris Tewas saat Salat Idul Adha Tahun 1962

Rabu, 28 Juni 2023 | 06:20 WIB
header img
Presiden pertama RI Soekarno pernah nyaris tewas saat menjalankan salaf Idul Adha. Peristiwa itu terjadi pada 14 Mei pada 1962./Foto: dok

JAKARTA, iNewsKobar.id -  Presiden pertama RI Soekarno pernah nyaris tewas saat menjalankan salaf Idul Adha. Peristiwa itu terjadi pada 14 Mei pada 1962.

Bersama sejumlah pejabat negara, Bung Karno melaksanakan salat Idul Adha di Masjid Baiturahim. Saat salat memasuki memasuki rakaat kedua hal mengejutkan terjadi.

Seketika ada salah satu jamaah di belakang shaf Bung Karno yang melakukan penembakan. Sanusi Firkat, simpatisan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) melepaskan sejumlah tembakan dari jarak 5-6 meter dari belakang.

Dikutip dari buku ‘Sukarno, Tentara, PKI: Segitiga Kekuasaan Sebelum Prahara Politik 1961-1965’, beruntung tembakan Sanusi dari empat shaf di belakang Soekarno meleset.

Namun, peluru mengenai bahu imam Salat Idul Adha Id yang juga Ketua DPR kala itu, Zainul Arifin. Selain itu, empat jamaah lainnya juga terluka, yakni Ketua Nahdlatul Ulama pada saat itu, KH Idham Chalid, Pengawal Presiden Ipda Darjat, Pengawal Presiden Brigadir Susilo dan pegawai istana Momahad Noer.

Komandan Detasemen Kawal Pribadi Presiden, Mangil Martowidjojo dengan sigap langsung menyergap pelaku. Ia kebetulan memilih untuk tak menunaikan salat Idul Adha saat kejadian.

Seiring waktu berlalu, Sanusi mengungkapkan hal mengejutkan saat dirinya akan mengeksekusi Bung Karno. Menurutnya, tembakannya meleset karena saat membidik, ia melihat sosok Putra sang Fajar itu menjadi dua.

Hal tersebut membuatnya gagal memfokuskan arah tembakan. Sanusi pun divonis mati atas upaya pembunuhan yang dilakukan terhadap Soekarno.

Kendati peristiwa ini merupakan upaya pembunuhan kelima kalinya yang dialami Bung Karno, ia merasa iba saat menandatangani dokumen eksekusi Sanusi.

Hal tersebut tertuang dalam buku ‘Dari Revolusi 45 sampai Kudeta 66: Kesaksian Wakil Komandan Tjakrabirawa’.

Dalam perkembangannya, muncul tersangka baru yang merupakan seorang kiai dari Bogor, H. Moh. Bachrum yang dituduh sebagai otak penembakan itu.

Namun, Kiai Bachrum akhirnya mendapat grasi dan menhirup udara bebas. Meski, dirinya diseret ke bui di RTM (Rumah Tahanan Militer) dan ke Rutan Salemba.

Editor : Sigit Pamungkas

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut