KOTAWARINGIN BARAT, iNewsKobar.id - Gurita bisnis ilegal jual beli bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar dan pertalite kembali marak di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalteng.
Hampir semua SPBU di Pangkalan Bun dipenuhi para “pemain” BBM subsidi untuk dibisniskan dengan dalih membeli dengan barcode dari Pertamina.
Padahal aturannya jelas, BBM subsidi dilarang keras diperjualbelikan. Tapi masih saja banyak yang pura-pura tidak tahu lantaran diduga kuat oknum aparat membekingi bisnis ilegal ini.
Berdasarkan aturan UU No. 22/2001 tentang Migas, BBM subsidi dilarang diperjualbelikan. Pasal 53 UU No. 22/2001 tentang Migas berbunyi larangan keras jual beli BBM subsidi dengan ancaman hukuman maksimal enam tahun penjara, dan denda maksimal Rp30 miliar.
“Sudah sebulan ini SPBU dikuasai mereka (pelangsir). Ini seperti buah simalakama, yang menikmati dari hasil bisnis ilegal ini berbagai kalangan, diduga pengelola SPBU, pelangsir, oknum aparat ikut bermain. Benang kusut yang sulit diurai, karena wasitnya justru ikut terlibat. Yang dirugikan otomatis ya kami ini masyarakat umum,” ujar A, warga Pangkalan Bun, Senin 30 Desember 2024.
Penelusuran iNewsKobar.id di lapangan, para pelangsir yang mengendarai motor dan mobil, bolak balik ke SPBU. Terutama yang mengendarai motor, sehari bisa 5-7 kali. Dan mereka jual lagi ke orang lain atau dijual per botol di depan rumahnya. Anehnya operator SPBU hanya diam saja saat mereka bolak balik isi pertalite.
Bahkan iNewsKobar.id pernah melihat sendiri jika membeli Rp100 ribu pertalite hanya diisi Rp97ribu. Jadi memang ada mata rantai bisnis ilegal yang terus dibiarkan di SPBU.
Untuk itu pihak terkait yakni Pertamina, Pemerintah Daerah dan Aparat harus bertindak tegas. Sebab yang dirugikan adalah masyarakat umum yang seharusnya menerima subsidi BBM dari pemerintah.
“Apalagi yang di SPBU depan Untama, mobil mobil tua mengisi dengan mudah BBM jenis solar kemudian diperjualbelikan kembali. Anehnya semua tutup mata. Padahal itu jelas jelas pidana bukan lagi masalah ekonomi,” ujar warga Pangkalan Bun ST, saat dibincangi iNewsKobar.id .
Editor : Sigit Pamungkas
Artikel Terkait