KOTAWARINGIN BARAT, iNewsKobar.id - Langkah tegas pihak Pertamina yang menblokir sejumlah barcode kendaraan di Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) membuat banyak para pelaku pelangsiran BBM subsidi kelimpungan.
Sebab yang biasanya mobil para pelangsir dalam satu hari bisa 2-3 kali bolak balik ke SPBU sekarang sudah tidak bisa sama sekali. “Paling tidak ini bisa menekan antrean panjang di SPBU di dalam kota Pangkalan Bun,” ujar seorang pengantre BBM Subsidi di SPBU untuk kebutuhan pribadi bukan untuk dijual, Raffi kepada iNewsKobar, Jumat pagi.
Namun banyak pihak masih pesimis dengan kebijakan Pertamina yang banyak memblokir barcode kendaraan mobil tersebut. Saat ini yang menjadi prioritas menurut warga adalah menekan pelangsir yang menggendarai motor.
“Kata siapa, masih banyak motor pelangsir/pengetap.di SPBU jalan Iskandar. Di SPBU jalan Pakunagera juga masih banyak..apalagi pelangsir kerjasama dengan operatornya,” ujar warga Kobar, Argiansyah dalam komentarnya.
Sementara itu menurut warga lainnya, Ed, fakta di lapangan terus menjamurnya pengetap karena didukung oleh pihak operator SPBU.
“Kita terlalu fokus menentang pengetap saja, tanpa memperhatikan fakta bahwa yang memperoleh keuntungan terbesar adalah operator SPBU. Fakta yang ada para pengetap itu memberikan fulus ke operator mencapai Rp2.000 -Rp5.000 dari pengetap motor. Rp5.000 - Rp15 ribu dari pengetap mobil. Hitung saja berapa kendaraan tiap hari yang ke SPBU. Itu fakta yang ada di lapangan.”
Ia berharap, pihak Pertamina bisa lebib tegas memberikan sanksi ke SPBU dan operatornya.
“SPBU di depan Untama lagi kena sanksi, pertalite dan solar subsidi lagi dberhentikan penyalurannya sementara karena masalah pangetap. Jadi itu bisa menjadi pembelajaran untuk SPBU lain.
Editor : Sigit Pamungkas
Artikel Terkait