KOTAWARINGIN BARAT, iNewsKobar.id - Sejak 2022, para petani di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalteng sudah mendapat dukungan dari Pemkab Kobar.
Melalui Dinas Pertanian atau Distan Kobar, warga sudah dibagikan sebanyak 921 paket pampa air konversi BBM ke BBG.
Kepala Dinas Pertanian Kris Budi Hastuti menyampaikan, konversi BBM ke BBG merupakan salah satu program pemerintah, dalam rangka mendukung pembangunan pertanian sebagai berupaya memfasilitasi petani.
“Program ini merupakan kemitraan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI dengan Komisi VII DPR-RI," kata Kris Budi Hastuti, belum lama ini.
Ia menyebutkan, pada 2022 yang lalu, telah didistribusi paket pompa air sebanyak 403 paket, kemudian tahun 2023 sebanyak 518 paket. Jadi total paket sudah 921 paket ke petani di enam kecamatan di Kobar.
Paket yang diterima berupa 1 unit pompa air + 2 liter olie, 1 unit tabung LPG 3 kg berserta isinya, 1 set konverter kit dan asesorisnya (selang hisap, selang buang, regulator).
Ia mengungkapkan, hasil monitoring Dinas Pertanian ke lapangan bahwa satu tabung gas 3 kg digunakan untuk jangka waktu penyiraman 8-9 jam.
Sedangkan apabila menggunakan bahan bakar bensin dengan jangka waktu 8-9 jam menghabiskan bensin sebanyak 9-10 liter.
“Dari segi biaya apabila menggunakan gas 3 kg dengan harga Rp23.000/tabung sedangkan menggunakan bensin dengan harga bensin Rp12.000/liter menghabiskan biaya sebesar Rp120.000, terdapat efisiensi biaya kurang lebih 65 persen.”
Salah satu petani penerima bantuan, Toto Sutanto, dari Poktan Sido Rukun Desa Kumpai Batu Bawah menyampaikan terima kasihnya kepada pemerintah yang telah memberikan bantuan kepada petani.
“Alhmdulillah, bagus sekali dan melihat petani yang sudah dapat Tahun 2022 lalu, Pompa Air BBM ke BBG lebih irit dari segi pemakaiannya," kata Toto.
Ia berharap dengan konversi BBM ke BBG ini pemerintah juga dapat membantu terkait kelangkaan dari bahan bakar gas.
"Saat ini BBG ini yang agak sulit didapatkan. Harapannya ada tindak lanjut lagi dari pemerintah terkait kelangkaan BBG itu sendiri, sehingga kami petani mudah mendapatkan dan bisa memanfaatkan bantuan ini dengan maksimal.”
Editor : Sigit Pamungkas