Banjir Rob Terjang Daerah Pesisir di Kobar, Ratusan KK Jadi Korban Kerugian Puluhan Juta

Sigit Dzakwan Pamungkas
Bencana hidrometeorologi yakni bencana alam yang disebabkan oleh fenomena cuaca dan iklim, yang melibatkan interaksi antara unsur-unsur hidrologi (air) dan meteorologi (cuaca) yang melanda Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar)./FOTO: dok

 

KOTAWARINGIN BARAT, iNewsKobar.id - Bencana hidrometeorologi yakni bencana alam yang disebabkan oleh fenomena cuaca dan iklim, yang melibatkan interaksi antara unsur-unsur hidrologi (air) dan meteorologi (cuaca) yang melanda Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) pada Sabtu-Minggu (14-15 Desember 2024) mengakibatkan kerugian bagj warga pesisir.

Berdasarkan data dari BPBD Kobar, kejadian ini berdampak pada 39 Kepala Keluarga (KK) dengan total 144 jiwa, termasuk balita dan lansia. Selain itu, sekitar 5 hektare tambak bandeng siap panen gagal dipanen.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kobar, Martogi Siallagan mengatakan, Desa Sabuai di Kecamatan Kumai menjadi wilayah terdampak paling parah, meliputi enam RT. Sebanyak 30 KK atau 120 jiwa terkena dampak, dengan sebagian warga mengungsi ke rumah keluarga terdekat. 

“Selain tambak bandeng, enam UMKM dan satu unit usaha gula nipah juga terdampak. Kondisi terkini menunjukkan beberapa rumah masih terendam, sementara warga lanjut usia dan balita dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Kerugian ditaksir puluhan juta rupiah,” ujar dia Selasa 17 Desember 2024.

Ia melanjutkan, di Desa Keraya, kerusakan terjadi pada empat rumah milik warga di RT 01. Empat UMKM mengalami kerusakan ringan, dan jalan desa rusak akibat abrasi. Meski kondisi mulai surut, warga tetap diminta waspada mengingat potensi cuaca ekstrem yang bisa kembali terjadi.

Kerusakan serupa juga dilaporkan di Desa Teluk Bogam dan Desa Kubu. Di Teluk Bogam, jembatan dan jalan desa mengalami kerusakan ringan, sementara dua unit klotok warga rusak. Adapun di Desa Kubu dan Kelurahan Kumai Hulu, data jumlah korban dan kerugian masih dalam proses pendataan oleh pihak BPBD.

“Penanganan bencana ini melibatkan berbagai instansi, termasuk BPBD, TNI/Polri, PMI, Tagana, dan relawan masyarakat. Operasi tanggap darurat dimulai Sabtu malam pukul 20.30 WIB hingga Minggu dini hari pukul 01.00 WIB, dengan fokus utama pada evakuasi warga terdampak dan normalisasi fasilitas umum.”

BPBD merekomendasikan normalisasi segera untuk jalan dan jembatan yang rusak, serta pemantauan wilayah rawan bencana. 

Ia menegaskan pentingnya kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem, khususnya hujan deras lebih dari dua jam yang dapat memicu bencana lanjutan.

Warga juga diimbau menghindari daerah berisiko seperti tiang listrik, pohon besar, dan daerah aliran sungai saat hujan deras. “Kami terus memberikan peringatan dini dan memantau kondisi di lapangan untuk memastikan keselamatan warga,” ujar Martogi.

Editor : Sigit Pamungkas

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network