KOTAWARINGIN BARAT, iNewsKobar.id - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) menghadapi tantangan besar dalam menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2025.
Hal ini menyusul kebijakan efisiensi anggaran dari pemerintah pusat yang memangkas Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp36 miliar dan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp30 miliar.
Total pemotongan yang mencapai Rp66 miliar ini memaksa daerah untuk memutar otak agar program prioritas tetap berjalan.
Ketua Komisi C DPRD Kobar, Arief Asrofi mengatakan, kondisi ini menjadi ujian pertama dalam pelaksanaan visi dan misi Bupati Nurhidayah dan Wakil Bupati Suyanto.
"Tahun ini adalah tahun pertama program mereka dijalankan. Tentu saja dibutuhkan dana besar, terutama untuk sektor infrastruktur yang jadi sorotan utama masyarakat," ujarnya.
Sebagai langkah cepat, Pemkab Kobar mengambil upaya strategis dengan melakukan pemangkasan pada seluruh Satan Organisasi Perangkat Daerah (SOPD).
Dana yang dipangkas dari kegiatan-kegiatan yang dianggap tidak produktif tersebut kemudian dikumpulkan dan dialokasikan ke Dinas Bina Marga melalui Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD), dengan target pengumpulan dana hingga Rp30 miliar.
Langkah ini diambil demi menjaga kelangsungan pembangunan dan pemeliharaan jalan di wilayah Kobar. Arief memperingatkan, jika langkah ini tidak berhasil menutup kekurangan anggaran, maka kondisi jalan di daerah bisa semakin memprihatinkan.
"Jalan adalah urat nadi ekonomi masyarakat. Kalau rusak parah, aktivitas warga bisa lumpuh," tegasnya.
Arief juga menyoroti ketimpangan pembangunan jalan antarwilayah, terutama di Kecamatan Arut Utara yang menurutnya mash jauh tertinggal.
la mendesak agar aspirasi masyarakat di daerah terpencil tak diabaikan. "Wilayah seperti Arut Utara sangat butuh perhatian. Jangan sampai mereka merasa terpinggirkan.”
Curah hujan yang tinggi serta volume kendaraan yang meningkat turut memperparah kondisi jalan di berbagai titik. Karena itu, DPRD meminta agar Pemkab benar-benar fokus pada program-program fisik yang berdampak langsung pada masyarakat.
"Infrastruktur adalah wajah daerah. Kalau jalannya rusak, citra kita pun ikut rusak," pungkas Arief.
Editor : Sigit Pamungkas
Artikel Terkait