KOTAWARINGIN BARAT, iNewsKobar.id: Anjloknya harga tandan buah segar (TBS) membuat sejumlah petani sawit di Kotawaringin Barat (Kobar), Kalteng harus gigit jari.
Ini merupakan imbas dari larangan ekspor crude palm oil (CPO) oleh pemerintah pusat. Resah terkait larangan ekspor tersebut, sejumlah petani sawit yang tergabung dalam Aliansi Petani kelapa Sawit Kotawaringin Barat mencoba menemui Bupati Kobar Nurhidayah pada Rabu 18 Mei 2022.
Bupati menerima 20 orang perwakilan dari Aliansi Petani Kelapa Sawit Kotawaringin Barat. Kehadiran aliansi petani sawit di ruang rapat sekretariat ini untuk menyampaikan aspirasi mereka terkait kondisi terkini yang mereka alami pascakebijakan pemerintah tersebut.
Salah seorang perwakilan petani, Sugeng Riyadi menilai kebijakan ini menjadi penyebab harga tandan buah segar (TBS) yang dihasilkan menjadi menurun karena minimnya serapan dari perusahaan besar sawit (PBS) yang ada.
Tidak mau berlama-lama dengan situasi ini, para petani sawit yang tergabung dalam aliansi menyampaikan sikap kepada pemerintah. Mereka memiliki beberapa tuntutan melalui surat tuntutan yang diserahkan kepada Bupati.
Editor : Sigit Pamungkas
Artikel Terkait